Indonesia, Negeri Seribu Gunung Api

Gunung Api atau Gunung Berapi pada dasarnya adalah suatu istilah yang dialamatkan pada suatu sistem saluran fluida panas yang berada 10KM dibawah permukaan bumi hingga pernukaan bumi tersebut termasuk akumulasi endapan pada saat meletus.













Indonesia termasuk dalam suatu barisan gunung api yang sangat terkenal, Pacific Ring of Fire.
Hal ini dikondisikan dengan keberadaan indonesia disepanjang garis pertemuan 2 lempeng benua, Eurasia dan Australia.
Pergerakan bebas masing-masing lempeng dapat menimbulkan satu gempa tektonik yang luar biasa. Sebut saja, beberapa kali pergerakan lempeng tektonik tersebut telah beberapa kali meluluhlantahkan Jogjakarta, Padang dan Nangroe Aceh Darussalam. Baik yang secara langsung maupun yang tidak langsung lewat Tsunami.

Pergerakan lempeng tektonik tersebut juga mempengaruhi kondisi kestabilan dapur magma. Jangankan Gunung Api yang masih aktif macam Anak Krakatau, Semeru & Merapi yang dalam tempo pendek telah berapa kali memuntahkan isi perutnya. Gunung Sinabung di Sumatera Utara yang telah tertdur lelap bertahun-tahun yang lalu pun berhasil meluluhlantakkan tanah Karo.
Dengan ribuan Gunung api di tanahnya, Indonesia tentu menjadi Negeri dengan tingkat ancaman Letusan Gunung Api yang besar. Akibat ketidak-stabilan lempeng-lempeng tektonik, Gempa Bumi menjadi penyebab utama malapetaka letusan gunung berapi.

Lalu, apa yang harus kita lakukan untuk menghadapi bahaya letusan gunung api yang bisa terjadi setiap saat dan tanpa dapat kita prediksi.
Suatu sistem pemantauan gunung api yang memadai tentulah suatu keharusan. Seismograph dan tool kit canggih lainya patut Pemerintah Indonesia sediakan untuk menjamin keselamatan rakyatnya yang menggantungkan hidup mereka di lereng-lereng gunung berapi.
Dan yang terutama adalah sosialisasi kepada masyarakat yang benar-benar harus dilaksanakan dengan sepenuh hati. 

Coba kita gambarkan sebuah contoh dengan "bodoh".

Jika setiap warga yang tinggal di lereng Merapi memiliki satu pengetahuan dan informasi yang baik tentang status dan kegiatan Gunung Merapi dari Mbah Rono dan teman-temanya. Tentu warga lereng merapi akan dengan sukarela mengungsi tanpa paksaan karena menunggu wangsit dari Mbah Maridjan.

Jika Warga lereng merapi mengerti betul bahaya dari material vulkanik muntahan Gunung Merapi yang bergerak sangat cepat saat tanda bahaya diumumkan. Tentu mereka akan mematuhi setiap instruksi dari Team SAR tanpa melawan.

Ini merupakan tugas berat bagi pemerintah untuk menanggulangi timbulnya korban dalam setiap bencana yang ada di Negeri ini.
Ciptakan suatu sistem preventif yang efektif dan efisien.
Bukan suatu kebijakan reaktif yang tidak masuk akal.


Bukankah lebih baik mencegah daripada menghitung korban bencana ??


Bukankah lebih baik menciptakan suatu sistem deteksi bencana daripada "Merelokasi Warga" yang menggantungkan hidupnya di sekitar tempat yang rawan bencana ??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar